Saturday 14 January 2017

HAK ASASI MANUSIA DAN GLOBALISASI

Hak Asasi Manusia dan Globalisasi 

      Hak asasi manusia adalah komponen yang integral dari kekuatan politik, ekonomi, dan budaya dalam globalisasi. Perlindungan hak asasi manusia tidak lagi dipandang sebagai isu nasional, tapi juga lingkup global. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap ekspansi dan komitmen dalam agenda-agenda global hak asasi manusia iaitu pembentukan institusi global yang peduli terhadap perlindungan hak asasi manusia. Semakin diterimanya hak interdependen dan indivisibility, di mana pelanggaran hak asasi dalam suatu negara akan berimplikasi terhadap orang di negara lain.

      Penekanan terhadap penegakan demokrasi yang dianggap penting untuk mewujudkanperdamaian internasional. Pandangan bahwa kepedulian terhadap hak asasi manusia difasilitasi oleh perkembangan ekonomi yang berbasis pasar. Kesan daripada pelaku nonnegara.
Konsep hak asasi manusia secara literalnya adalah semakin dikuatkan dengan kemunculan NGO multilateral yang peduli terhadap penegakan hak asasi manusia. Contohnya adalah Amnesty International, Human Rights Watch, dan institusi internasional yang berbasis pada hak asasi manusia seperti International Criminal Court dan United States Commission on Human Right.
    
      Peranan institusi dan NGO dalam penegakan hak asasi manusia tidak dapat dibahaskan namun lebih signifikan dibandingkan peranan negara, misalnya Human Rights Watch (HRW). HRW adalah organisasi hak asasi manusia bukan pemerintahan yang tidak mendatangkan apa apa keuntungan. HRW memiliki staf sebanyak lebih dari 275 di seluruh dunia yang mereka sebut sebagai defender yang memiliki keahlian di bidang masing-masing seperti pengacara, jurnalis, akademisi dari berbagai studi dan kebangsaan. HRW, yang didirikan pada tahun 1978, terkenal dengan penemuan fakta yang akurat, laporan yang nonparsial, penggunaan efektif terhadap media, dan memiliki target advokasi. Setiap tahunnya, HRW mempublikasikan lebih dari 100 laporan tentang kondisi hak asasi manusia di berbagai negara. HRW mengadakan pertemuan dengan pemerintah negara yang bersangkutan, PBB, kelompok regional seperti Uni Afrika atau Uni Eropa, institusi finansial, dan perusahaan untuk menekan agar terjadi perubahan kebijakan yang membantu penegakan hak asasi manusia dan keadilan di seluruh dunia secara sejagat.

        Di Malaysia, Peruntukan Perlembagaan Persekutuan mengenai Hak Asasi Manusia  Malaysia mengandungi

Perkara 5 - Hak untuk hidup dan Kebebasan diri
Perkara 6 - Larangan perhambaan
Perkara 7 - Hak untuk dikenakan pendakwaan dua kali atas kesalahan yang sama (double jeopardy) dan hak untuk dikenakan tindakan :berdasarkan undang-undang baru
Perkara 8 - Kesamarataan
Perkara 9 - Larangan bergerak
Perkara 10 - Kebebasan bersuara, berhimpun dan berpersatuan
Perkara 11 - Kebebasan beragama
Perkara 12 - Hak pendidikan
Perkara 13 - Hak memiliki harta

Rencana ini adalah sebahagian daripada siri:
Politik dan kerajaan Malaysia, Kerajaan, Eksekutif, Perundangan, Badan Kehakiman, Pilihan raya, Hubungan luar, Bahagian-bahagian, Negara-negara lain serta Portal Politik.

       Keadaan kontroversi hak asasi manusia di Malaysia kerana terdapat dakwaan pelbagai hak asasi manusia penyalahgunaan di negara ini. Kumpulan hak asasi manusia dan kerajaan asing secara amnya kritikal terhadap kerajaan Malaysia dan Polis Diraja Malaysia. Undang-undang tahanan pencegahan seperti Akta Keselamatan Dalam Negeri dan Ordinan Darurat (Ketenteraman Awam dan Pencegahan Jenayah) 1969 membenarkan penahanan tanpa perbicaraan atau pertuduhan dan oleh itu adalah sumber keprihatinan terhadap pertubuhan-pertubuhan hak asasi manusia seperti SUARAM.

No comments:

Post a Comment